REMBANG, –Temuan batu yang diduga prasasti bertuliskan huruf Tionghoa di Kecamatan Pancur merupakan puisi yang berisi tentang Fengshui.
Peneliti Sejarah Tionghoa menyebut temuan ini langka di Indonesia.
Awalnya, batu yang berada di Desa Warugunung, Kecamatan Pancur ini diketahui oleh warga setempat. Warga mengira bahwa batu tersebut sekadar bongpay.
Mendengar informasi tersebut, Danang Swastika, Pegiat Sejarah Lasem langsung mendatangi lokasi. Tepatnya, berada di sekitar Pertapaan Santi Badra.
Danang bilang, Bukit Tapaan Santibadra adalah tempat bersejarah yang tertulis dalam buku Carita Sejarah Lasem (CSL).
Dulu, tempat tersebut digunakan untuk mengajar dan olah spiritual para tokoh-tokoh di Lasem.
Setelah melihat langsung batu tersebut, ia menilai, bukan sekadar bongpay. Namun, ada dugaan mengarah pada prasasti.
Saat ini, dia sudah melaporkan temuan tersebut kepada pemerintah desa setempat dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Rembang agar bisa diteliti lebih lanjut.
Dari temuan itu, ia juga teringat sekitar 2019 silam, tim dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) pernah memeriksa lumpang batu yang ditemukan tidak jauh dari lokasi batu yang diduga prasasti itu.
Sehingga ada spekulasi bahwa di kawasan tersebut dulunya merupakan hunian kuno. ”Umpama batu (yang baru saja ditemukan) benar prasasti akan memperkuat adanya kampung di lembah tapaan. Sudah saya laporkan ke pihak desa dan Dinbudpar supaya ada tindak lanjut,” katanya.
Temuan batu selebar sekitar 130 sentimeter dengan ketebalan sekitatar 50 sentimeter yang berukiran huruf tiongkok itu pun menarik perhatian para pegiat sejarah.