Harga Kelapa Kupas Bulat Masih Belum Beranjak Turun, Apa sebenarnya Penyebabnya?

Rembang – Jatengupdates || Sudah hampir dua bulan terakhir harga kelapa tua di pasaran mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Kenaikan ini belum menunjukkan tanda-tanda penurunan, bahkan hingga detik ini, Selasa ( 08/04/2025) dari pantaun Jatengupdates di lapangan, sehingga memicu keluhan dari masyarakat, terutama menjelang dan sesudah momen Ramadan dan Idulfitri.

Kelapa merupakan salah satu bahan pokok penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia, khususnya dalam mengolah berbagai jenis masakan. Selama bulan puasa dan hari raya, kebutuhan kelapa meningkat tajam karena banyaknya menu khas yang berbahan dasar santan, seperti sayur lodeh, mangut, dan opor ayam.

Desa Tegaldowo, Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang menjadi salah satu desa yang sangat bergantung pada kelapa. Selain digunakan dalam menu harian, momen kupatan pasca-Idulfitri menjadikan kelapa sebagai bahan utama dalam sayur santan yang dipadukan dengan ketupat.

Zanjuli, seorang pedagang kelapa di daerah tersebut, mengungkapkan bahwa kenaikan harga kelapa sudah terjadi sejak sebelum bulan puasa. “Sekarang harga per butir kelapa ukuran besar bisa mencapai Rp20.000 hingga Rp25.000. Saya sampai mendatangkan kelapa dari Jawa Timur, bahkan dari Bali, karena stok di sini sudah mulai sulit,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa permintaan terus meningkat seiring masuknya musim hajatan. “Walaupun mahal, tetap saja masih banyak yang nyari, mas. Mudah-mudahan harga bisa kembali normal, kasihan masyarakat kalau harga nggak kunjung turun,” tegasnya.

Tak sedikit warga yang akhirnya beralih menggunakan alternatif lain demi menghemat pengeluaran. Mas Nur, salah satu warga Tegaldowo, mengaku sempat mengganti santan kelapa dengan produk lain. “Bahkan saya sempat mengganti santan kelapa menggunakan susu cair dan santan sachet yang serbuk, karena biar lebih murah. Susu cair kisaran Rp17.000, santan sachet yang kemasan kecil cuma Rp2.000, jadi lebih irit daripada kelapa butir Rp25.000, itu pun masih harus proses meras lagi,” terangnya.

BACA JUGA  Di bekuk Sat Resnarkoba Polres Rembang, Warga Kragan Kedapatan Miliki Narkotika Jenis Sabu

Kondisi ini menimbulkan beban tambahan bagi masyarakat, terutama ibu rumah tangga dan pelaku usaha kuliner yang sangat mengandalkan kelapa sebagai bahan dasar.

Hingga kini, belum ada kejelasan dari pihak terkait mengenai upaya untuk menstabilkan harga kelapa di pasaran. Warga berharap agar pemerintah maupun distributor dapat segera mengambil langkah agar harga kelapa kembali terjangkau. (Aji)