JATENG UPDATES, Blora – Pemerintah berupaya menurunkan angka stunting dari 21 persen menjadi 18 persen. Saat ini berbagai upaya dilakukan, salah satunya dengan melakukan gerakan kelompok sasaran intervensi stunting.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Blora Diah Pusparini mengatakan, gerakan intervensi itu untuk menurunkan prevalensi stunting pada tahun ini menjadi 18 persen. Dimana sebelumnya, angka prevalensi stunting di Blora menurut data studi status gizi Indonesia (SSGI) mencapai angka 21 persen.
“Gerakan prevelensi ini sudah terbentuk kelompok dan tersebar di 295 desa di Kabupaten Blora. Hal ini juga salah satu tindak lanjut dari SE Mendagri, Provinsi Jawa Tengah dan Blora,” ujarnya
Ia menambahkan, untuk kelompok sasaran gerakan intervensi stunting ini meliputi ibu hamil, balita, remaja dan calon pengantin. Gerakan prevalensi itu sudah mencapai 99,99 persen terlaksana di Kabupaten Blora.
“Dari hasil prevalensi kelompok sasaran itu telah ditindaklanjuti oleh tim pendamping desa untuk segera ditangani. Tim pendamping ini melibatkan bidan desa, kader PKK dan pemerintah desa. Kami juga ada pemberian makanan tambahan dari anggara bantuan keuangan (Bankeu), bantuan operasional kesehatan (BOK) dan dana desa,” jelasnya.
Plt Bupati Blora yang sekaligus Ketua Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) Tri Yuli Setuowati mengatakan, pihaknya telah melakukan semua agenda yang sesuai dengan rencana kegiatan dalam menangani stunting. Meliputi, kegiatan rembug stunting di kabupaten, kecamatan, kelurahan, dan desa. Ditambah adanya kegiatan pembinaan kader pembangunan masyarakat oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD), pembinaan tim pelaksana kegiatan (TPK) oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan KB, yang bekerja sama dengan Dinas Kesehatan, serta pembinaan tim percepatan penanganan stunting kecamatan, kelurahan dan desa dan pembinaan kader Posyandu.
“Rencana Kegiatan sudah kami laksanakan semua. Selain itu, kami juga menggandeng CSR untuk membantu pembangunan jamban di Kecamatan Todanan,” ucapnya.
Pihaknya menambahkan, telah mendapatkan penghargaan Desa Bebas Stunting Award dalam rangka stunting, melalui program Gerakan Makan Sebutir Telur (Gemati Lur).
“Praktik baik yang sudah dilakukan di Kabupaten Blora dalam rangka penurunan Stunting adalah Gemati Lur (Gerakan Makan Sebutir Telur). Ini merupakan gerakan makan sehari satu telur untuk balita di Kecamatan Kedungtuban, dan kegiatan dilengkapi dengan pelatihan memasak memodifikasi olahan telur, agar balita tidak bosan. Alhamdulilah dengan kegiatan ini, kami menerima penghargaan Desa Bebas Stunting Award,” ungkapnya. (ADV Pemkab Blora)