Berbagai Siswa Dengan Latar Belakang Berbeda Semangat Cari Ilmu di PKBM Sejati Kudus

JATENGUPDATES, KUDUS – Banyaknya perlakuan kurang baik yang didapat pada kursi pembelajaran di sekolah formal maupun alasan lain seperti putus sekolah, tidak mampu dan masih banyak lagi membuat Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Sejati Kudus untuk bergerak memberikan kesetaraan.

Lembaga pendidikan nonformal yang dibentuk oleh masyarakat, untuk masyarakat ini bertujuan untuk memberdayakan potensi, meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap masyarakat, mendorong pembangunan di bidang sosial, ekonomi, dan budaya.

 

PKBM Sejati Kudus yang terletak di Pasuruhan Kidul, RT. 5 RW. 1, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus dan mendapat tempat belajar di SD 1 Pasuruhan Kidul, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah ini memiliki ratusan siswa mulai dari paket A setara SD/MI, paket B setara SMP/MTs dan paket C setara SMA/MA.

 

Mereka berawal dari berbagai latar belakang seperti masalah ekonomi atau kurang mampu untuk menempuh pendidikan formal, putus sekolah, mendapat perlakuan tidak pantas, dan usia yang melebihi siswa pada umumnya.

 

Kepala PKBM Sejati Kudus, Anna Rita, S.Pd., M.E., mengatakan bahwa Satuan Pendidikan yang telah didirikannya sejak 2016 lalu ini didirikan untuk masyarakat yang membutuhkan pembelajaran dan mengalami keresahan karena tidak bisa menempuh pendidikan secara formal.

 

“Peserta didik yang mendaftar di PKBM karena berbagai alasan, seperti mengakhiri pendidikan formal, mengikuti program pendidikan kesetaraan, pengetahuan dan keterampilan yang setara dengan tingkat yang ditempuh maupun memperoleh kualifikasi tambahan,” ujarnya saat ditemui di SD 1 Pasuruhan Kidul, Kudus pada Minggu (15/9/2024).

Ia menyebut bahwa PKBM merupakan lembaga pendidikan nonformal yang dapat menjadi pusat pembelajaran bagi masyarakat serta memiliki beberapa keunggulan.

 

“Dengan berbagai keresahan, kami berdiri tidak membedakan status sosial, agama, dan budaya. Fleksibel dalam jadwal serta tidak mengenal batasan usia untuk terus belajar ” katanya.

BACA JUGA  Gandeng DKK, Kodim 0722/Kudus Gelar Penyuluhan Stunting Di Di Kaliwungu Kudus

 

Anna mengatakan rentan usia tidak dibatasi untuk dapat belajar di PKBM Sejati, bahkan banyak diantara mereka adalah pekerja.

 

Maka dari itu pembelajaran dilakukan hanya seminggu tiga kali di akhir pekan.

 

“Para peserta didik disini biasanya diikuti oleh yang sudah kerja, karena jam belajar kita sore-malam mulai Jumat, Sabtu dan Minggu. Jadi mereka bisa tetap kerja dan tidak mengganggu jam belajar,” jelasnya.

 

Pihaknya menjelaskan dalam PKBM Sejati Kudus yang telah meraih akreditasi A oleh BAN-PDM (Badan Akreditasi Nasional-Paud, Dasar dan Menengah) ini mengikuti kurikulum merdeka dan mengajarkan peserta didiknya nya sesuai dengan arahan Kemendikbudristek (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi).

 

“Alhamdulillah kami telah mendapatkan Akreditasi A (Unggul) pada Desember kemarin, itu berkat seluruh siswa dan pendidik disini yang memiliki dedikasi baik untuk meraih ilmu mereka mengejar ijasah kesetaraan agar bisa menjalani kehidupan dengan lebih layak,” tukasnya.

 

Anna menjelaskan mata pelajaran (mapel) yang diberikan kepada peserta didik sesuai dengan kurikulum merdeka dari Kemendikbudristek serta terdapat mapel keterampilan dan pemberdayaan dengan mengenalkan kekhasan daerah.

 

“Selain mapel yang sama dengan sekolah formal, kami juga memiliki ekstrakurikuler seperti rebana , english club, musik, tari dan futsal serta ketrampilan Aplikasi Komputer, Barista, MUA dan banyak lagi,” tambahnya.

 

Salah satu peserta didik kelas 11, Ainun (17), mengaku senang mengikuti pembelajaran bersama PKBM Sejati, dirinya pernah putus sekolah dari sekolah formal karena tidak nyaman tidak dihargai.

 

“Saya keluar sekolah karena tidak nyaman, sedih karena gurunya kurang menghargai, gurunya hanya menghargai anak-anak yang pintar saja. Bersyukur juga selama daftar hingga saat ini, tidak ada ditarik uang,” jelasnya.

BACA JUGA  Sukun U23 League: Diwarnai 6 Kartu Kuning, Persig Gribig Kalahkan AMN FC 2-1.

 

Siswa lainnya, Naila (16) memiliki alasan serupa mengikuti PKBM Sejati, dirinya menjadi salah satu korban bullying dan perlakuan tidak pantas dari teman sebayanya.

 

“Waktu MPLS saya sudah merasa tidak nyaman, guru saya tidak mau memperhatikan sama sekali, murid-murid yang lain juga membully. Tapi kalau disini nyaman karena dapat teman yang bisa lebih menghargai satu sama lain,” tandasnya.