JATENG UPDATES, Blora – 19 Kepala Desa atau Kades dari 263 Desa se-kabupaten Blora telah mengikuti program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) Desa di Universitas Negeri Semarang atau Unnes.
Hal ini diketahui saat digelar fokus group discussion organisasi rekognisi pembelajaran lampau desa universitas negeri semarang, di Pendopo Kabupaten, Jumat (1/11/2024).
Para Kades yang ikut pendidikan RPL ini diharapkan dapat menjadi penghubung efektif antara teori dan praktek, serta mempermudah mencari solusi yang terjadi di Desa.
Dalam sambutannya, Yayuk Windarti Kepala Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Blora menjelaskan pentingnya penelitian yang tidak hanya berorientasi akademik tetapi juga relevan dengan kebutuhan masyarakat.
“Kami berharap mahasiswa RPL ini dapat memahami betul permasalahan yang ada di desa-desa mereka, bukan sekadar menjalankan penelitian untuk lulus. Nantinya, dari penelitian ini diharapkan ada rekomendasi konkret yang bisa digunakan kepala desa untuk memecahkan masalah,” ujarnya.
Yayuk juga berbagi pandangannya tentang manfaat program ini.
“Dulu, teori yang kami dapatkan memang masih ngambang, belum ada contohnya. Tapi setelah menjalani dua semester, kami jadi tahu persis bagaimana teori ini bisa diterapkan,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa program ini memungkinkan kepala desa untuk memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif tentang RPL dan bagaimana program ini dapat diterapkan dalam tugas sehari-hari.
“Meskipun kuliahnya online, ilmunya benar-benar terasa. Banyak hal baru yang kita pelajari, yang mungkin tidak bisa didapatkan hanya dari pengalaman praktik. Ketika teori dan praktik itu dikolaborasikan, kami punya pemahaman yang lebih utuh.”
Sementara itu, Mahasiswa RPL yakni Wahono Kades Keterangan Kecamatan Jiken mengatakan bangga mengikuti program ini.
“Dulu kami mengira program ini hanya teori. Tapi ternyata ada ilmunya yang langsung bisa diterapkan. Banyak masalah yang sudah kami bahas di sini, dan kami sudah mendapat gambaran bagaimana mengatasinya,” katanya.
Program RPL S1 yang ditempuh selama empat semester dan S2 selama dua semester ini memungkinkan mahasiswa untuk menggabungkan wawasan akademis dengan realita di lapangan.
Program RPL diharapkan dapat menghasilkan solusi inovatif yang bukan hanya menyelesaikan masalah saat ini, tetapi juga meningkatkan daya saing dan kualitas hidup masyarakat desa di masa depan. (ADV Pemkab Blora).